Presiden Yoon Suk Yeol dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengadakan pembicaraan melalui telepon pada hari Selasa (29/10) untuk membahas pengerahan pasukan Korea Utara ke Rusia dalam mendukung perang melawan Ukraina. 

Menurut Kantor Kepresidenan, Yoon mengatakan kepada Zelensky bahwa Korea Selatan tidak akan mentolerir kolusi militer ilegal antara Korea Utara dan Rusia, yang menurutnya merupakan ancaman bagi keamanan Korea Selatan. 

Dia menambahkan bahwa Seoul akan mengambil langkah respon yang efektif secara bertahap dengan terus memantau situasi terkait.

Yoon mengatakan meskipun kemungkinan transfer teknologi militer yang sensitif dari Rusia ke Korea Utara merupakan masalah, ia khawatir bahwa militer Korea Utara yang memiliki kekuatan sekitar satu juta orang akan mendapatkan pengalaman di medan perang melalui pasukan yang dikirim ke perang Rusia-Ukraina. 

Menjelaskan bahwa Korea Utara belum pernah ikut serta dalam perang modern sejak Perang Korea, Yoon mengatakan bahwa pengalaman Korea Utara di Ukraina dapat menjadi ancaman serius bagi keamanan Korea Selatan. 

Selanjutnya Zelensky berterima kasih kepada Yoon atas dukungan Korea Selatan kepada negaranya dan berjanji untuk mengirim delegasi pemerintah ke Kyiv. 

Presiden Ukraina itu mengatakan bahwa pasukan Korea Utara akan memasuki garis depan melawan negaranya, dan menilai bahwa dengan langkah tersebut, maka perang akan memasuki fase baru. 

Yoon dan Zelensky mengecam kerja sama militer ilegal antara Korea Utara dan Rusia dengan sangat keras dan berjanji untuk melakukan konsultasi strategis dalam merancang tindakan balasan bersama. 

Untuk itu, Zelensky memutuskan untuk mengirimkan utusan khusus ke Korea Selatan dalam waktu dekat.