Sekretariat PBB pada hari Kamis (24/10) waktu setempat menyatakan penolakannya terhadap “pengembangan militerisasi” dari perang yang sedang berlangsung di Ukraina, di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa pasukan Korea Utara dikerahkan untuk mendukung pasukan Rusia dalam konflik bersenjata tersebut.
Farhan Haq, Wakil Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, menyampaikan pernyataan tersebut ketika Seoul dan Washington telah mengonfirmasi bahwa sekitar 3.000 tentara Korea Utara telah dikirim ke Rusia timur dengan kapal pada awal bulan ini. Hal itu sebuah perkembangan yang menegaskan kembali kerja sama militer yang lebih dalam antara Pyongyang dan Moskow.
Dia menanggapi pertanyaan tentang posisi sekretaris jenderal PBB mengenai potensi pengerahan pasukan militer negara anggota PBB untuk membantu Rusia dalam perangnya melawan Ukraina.
Haq juga menegaskan kembali bahwa setiap pelanggaran rezim sanksi terkait Korea Utara “perlu diperiksa dan ditanggapi” oleh komite sanksi Dewan Keamanan.
Seoul percaya bahwa penyediaan senjata dan bahkan pasukan Korea Utara untuk mendukung perang Rusia di Ukraina merupakan pelanggaran terhadap sejumlah resolusi Dewan Keamanan PBB.
Sementara itu, Sabrina Singh, Wakil Sekretaris Pers Pentagon, mengatakan bahwa pengerahan pasukan Korea Utara ke Rusia menggarisbawahi bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah gagal untuk memenuhi “tujuan strategis” dalam perang Moskow melawan Ukraina.
Singh memperingatkan bahwa jika pasukan Korea Utara terlibat dalam pertempuran, maka mereka akan menjadi “rekan berperang”. Dimana menurutnya hal itu juga akan menjadi masalah yang “sangat serius”.