Calon presiden dari Partai Republik AS, Donald Trump mengklaim bahwa pada saat dirinya menjabat sebagai Presiden AS sebelumnya, Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un pernah mengajak untuk menggelar pertemuan puncak setelah Kim menyebut 'tombol peluncur senjata nuklir'.
Dalam kampanye pilpres AS yang berlangsung di Scranton, Pennsylvania pada hari Rabu (09/10) waktu setempat, Trump mengatakan, bahwa ia mengenal Presiden Cina Xi Jinping maupun Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan hubungannya dengan Kim dikatakan sangat baik.
Trump melanjutkan, bahwa Kim Jong-un yang dijulukinya sebagai 'manusia roket' yang kecil mengatakan, bahwa ada tombol berwarna merah di atas mejanya. Sehingga dirinya membalas, bahwa tombol merah di atas mejanya lebih besar dan berfungsi.
Selama masa jabatannya sebagai presiden AS, Trump telah beberapa kali menyebut bahwa ia melakukan kontak lewat telepon dengan Kim, namun belum dipastikan apakah ada pembicaraan lewat hot line selain 3 kali pertemuan langsung dan sejumlah pertukaran surat dari tahun 2018 hingga 2019.
Setelah provokasi nuklir dan rudal Korea Utara pada tahun 2017 yang menyebabkan ketegangan memuncak, kunjungan dan komunikasi tingkat tinggi antara Korea Selatan, Korea Utara, dan AS sering terjadi hingga pertemuan puncak pertama antara Trump dan Kim Jong-un pada Juni 2018 di Singapura. Namun, pembicaraan telepon antara kedua pihak tidak dikonfirmasi selain hanya pernyataan dari mantan Presiden Trump tersebut.
Dalam sebuah wawancara radio pada bulan Agustus 2019 ketika masih menjabat sebagai presiden, Trump menjelaskan tentang pertemuan dengan pemimpin Korea Utara di Panmunjom, dan ia mendapat telepon dari Kim Jong-un selama 10 menit setelah dirinya mengajak pertemuan lewat akun Twitter-nya.