Badan Energi Atom Internasional (IAEA) merilis laporan tentang Korea Utara yang terus mengoperasikan fasilitas nuklir di Yongbyon, Provinsi Pyongan Utara.
IAEA menerbitkan laporan yang ditulis atas nama Direktur Jenderal Rafael Grossi menjelang Sidang Umum IAEA yang akan diadakan di Wina, Austria pada tanggal 16 September mendatang.
Laporan itu menyatakan bahwa drainase terus diamati dalam sistem pendingin reaktor air ringan eksperimental di fasilitas nuklir Yongbyon dari pertengahan Oktober tahun lalu hingga pertengahan Maret tahun ini.
Dijelaskan pula bahwa pengoperasian tersebut sempat dihentikan selama 30 hari sejak pertengahan Maret tahun ini dan tampaknya operasi itu kembali dijalankan secara sporadis sejak bulan April lalu.
Hal-hal tersebut ditandai oleh air panas yang sedang dibuang dan reaktor air ringan yang sedang dioperasikan.
Selain itu, dinyatakan pula adanya tanda-tanda pengoperasian reaktor uji 5MW yang juga diamati secara konsisten.
Menurut laporan itu, reaktor nuklir berkapasitas 5MW dimatikan selama 26 hari dari akhir September hingga awal Oktober tahun lalu, kemudian dimatikan sebentar sebanyak sekitar 11 kali.
IAEA mengatakan tanda-tanda itu konsisten dengan siklus operasi reaktor sebelumnya.
Kompleks Gangseon yang ditetapkan sebagai fasilitas nuklir tambahan yang dibangun Korea Utara selain Yongbyon, tampaknya terus berkembang. Kompleks itu telah lama diidentifikasi dan dilacak oleh badan intelijen AS sebagai fasilitas nuklir rahasia.
IAEA menambahkan bahwa tidak terdapat perubahan yang signifikan di lokasi uji coba nuklir Punggye-ri di Gilju-gun, Provinsi Hamgyong Utara, dan tampaknya masih siap untuk mendukung uji coba nuklir.
Sekjen Grossi mendesak Korea Utara untuk mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB dan segera bekerja sama dengan IAEA untuk menerapkan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) secara efektif.