Menteri Luar Negeri Korea Selatan Cho Tae-yul yang tengah mengunjungi Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa Korea Selatan bersama AS dan Jepang sepakat untuk melakukan kerja sama keamanan yang erat melalui konsultasi real-time, setelah Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani perjanjian pertahanan baru pada pekan lalu.
Dalam konferensi pers di Markas Besar PBB di New York pada hari Jumat (21/06) waktu setempat, Menteri Cho menuturkan bahwa ia telah mengadakan panggilan telepon yang berulang kali dilakukan dengan Menlu AS Antony Blinken dan Menlu Jepang Yoko Kamikawa untuk membahas respons terhadap pertemuan puncak Korea Utara dan Rusia baru-baru ini.
Ditekankan bahwa, dalam menanggapi ancaman Korea Utara, ketiga menteri sepakat untuk memperkuat hubungan aliansi Korea Selatan dan AS yang kuat termasuk kerja sama keamanan antara Korea Selatan, AS dan Jepang, serta bekerja sama dengan erat untuk memimpin tanggapan tegas masyarakat internasional.
Dia melanjutkan bahwa kerja sama itu akan sangat berarti jika dapat mengirimkan pesan melalui konsultasi real-time dengan negara-negara sahabat seperti AS dan Jepang.
Cho diketahui berada di New York untuk menghadiri pertemuan resmi Dewan Keamanan PBB (DK PBB) mengenai keamanan siber yang berlangsung pada hari Kamis (20/06).
Menteri Cho lebih lanjut mengatakan bahwa perjalanannya ke PBB kali ini justru membantu memperoleh respons terpadu komunitas internasional, dengan memaparkan secara rinci kerja sama erat antara Pyongyang dan Moskow yang merupakan ancaman serius dalam perdamaian dan keamanan, tidak hanya di Semenanjung Korea tetapi juga seluruh dunia.
Cho memimpin pertemuan dewan saat Korea Selatan memegang jabatan presiden bergilir DK PBB bulan ini.
Ia mengungkapkan bahwa seiring dengan berjalannya waktu sebagai presiden DK PBB pada saat yang penuh tantangan ini, Korea Selatan akan melakukan upaya untuk memastikan bahwa peranannya sebagai presiden DK PBB akan berfungsi sebagai peluang dalam memperluas cakrawala diplomasi Korea Selatan serta meningkatkan posisinya sebagai negara penting secara global.