Duta Besar Korea Selatan untuk PBB, Hwang Joon-kook mengkritik perdagangan senjata ilegal antara Korea Utara dan Rusia yang jelas merupakan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB, dengan menggambarkan bahwa upaya dalam membantu agresi Rusia terhadap Ukraina adalah tindakan yang tidak bermoral.
Dubes Hwang melontarkan kecaman tersebut selama pertemuan DK PBB untuk membahas perdamaian dan keamanan di Ukraina, yang berlangsung di Markas Besar PBB di New York, AS pada hari Selasa (18/06) waktu setempat. Selanjutnya ia juga menekankan bahwa saat ini, Presiden Rusia Vladimir Putin sedang berada di Pyongyang atas undangan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.
Ia menambahkan, dunia internasional telah mengawasi dengan cermat kunjungan pertama Putin ke Korea Utara yang terjadi untuk pertama kali selama 24 tahun terakhir. Namun terdapat kekhawatiran bahwa Rusia yang telah melemahkan sistem pemantauan global terkait sanksi terhadap Korea Utara, berpotensi akan semakin memperkuat kerja sama militernya dengan rezim Pyongyang.
Hwang sebelumnya juga mengecam Rusia yang menggunakan hak vetonya untuk membubarkan panel pemantauan sanksi PBB terhadap Korea Utara pada bulan April lalu, sebagaimana hal itu diibaratkan seperti menghancurkan CCTV saat melakukan kejahatan.
Ia menuturkan bahwa tidak hanya keuntungan yang diperoleh Rusia dari kerja samanya dengan Korea Utara, namun juga imbalan yang diterima Korea Utara dapat mengancam perdamaian dan keamanan internasional.
Ditekankan pula bahwa perjanjian militer antara kedua negara tersebut telah muncul sebagai ancaman serius dalam sistem keamanan internasional di luar Asia dan Eropa, sehingga komunitas internasional perlu untuk mengambil respons yang tegas.