Reuters melaporkan bahwa panel ahli PBB tentang sanksi terhadap Korea Utara menilai, bahwa Korea Utara terus mengembangkan senjata nuklirnya.

Menurut Reuters pada hari Rabu (07/02), panel ahli tersebut sedang menyelidiki puluhan kasus dugaan serangan dunia maya Korea Utara senilai 3 miliar dolar AS antara tahun 2017 dan 2023.

Panel ahli independen itu juga melaporkan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa Korea Utara mengabaikan sanksi Dewan Keamanan secara terus-menerus.

Panel itu menyatakan, Korea Utara diketahui telah melakukan uji coba nuklir terakhirnya pada tahun 2017, namun mengembangkan senjata nuklir lebih lanjut dan memproduksi bahan fisik.

Ditambahkan, bahwa Korea Utara meneruskan peluncuran rudal balistik, menempatkan satelit ke orbit, dan menambahkan kapal selam serang nuklir taktis ke dalam persenjataannya.

Selanjutnya panel itu mengatakan pihaknya juga tengah menyelidiki 58 kasus dugaan serangan dunia maya Korea Utara terhadap perusahaan-perusahaan terkait mata uang kripto pada tahun 2017-2023.

Menurutnya, sebanyak 3 miliar dolar AS diperoleh Korea Utara melalui serangan dunia maya tersebut yang dipergunakan untuk pengembangan senjata pemusnah massal.

Panel ahli PBB menyatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki laporan negara-negara anggota mengenai pasokan senjata konvensional dan pasokan militer Korea Utara yang melanggar sanksi.

Dalam laporan panel ahli PBB, perdagangan Korea Utara sedang pulih dan volum perdagangannya tahun lalu telah melebihi total perdagangan tahun 2022, serta beragam barang konsumsi dari luar negeri tampak bermunculan kembali dan beberapa di antaranya tergolong barang mewah.

Reuters mengatakan panel ahli PBB mengenai sanksi terhadap Korea Utara melaporkannya kepada Dewan Keamanan dua kali setahun dan laporan kali ini akan diumumkan pada akhir bulan ini atau awal bulan depan.