Departemen Pertahanan AS mengatakan bahwa Semenanjung Korea tengah dipantau dengan sangat ketat, setelah media Jepang melaporkan bahwa Jepang tidak dapat melacak rudal Korea Utara baru-baru ini hingga rincian penerbangannya.
Dalam sebuah konferensi pers pada hari Senin (05/02), Juru Bicara Pentagon, Mayor Jenderal Patrick Ryder, mengatakan bahwa ia tidak akan mengomentari masalah yang berkaitan dengan intelijen saat ditanya tentang jangkauan pelacakan rudal antara AS, Korea Selatan, dan Jepang.
Juru bicara tersebut hanya mengatakan bahwa AS akan terus berupaya dalam konsultasi yang erat dengan sekutu dan mitranya di kawasan tersebut.
Ketika ditanya tentang pembagian data secara real-time dari rudal Korea Utara yang baru-baru ini diluncurkan di antara ketiga negara, Ryder menyebut bahwa ketiga pihak memiliki hubungan yang "sangat baik" dan akan terus berbagi informasi yang berkaitan dengan keamanan serta stabilitas regional.
Sebelumnya, harian Yomiuri Shimbun yang berbasis di Tokyo melaporkan pada hari Senin (05/02) bahwa ketiga sekutu langsung berbagi informasi radar untuk pertama kalinya, saat Korea Utara menembakkan rudal balistik pada tanggal 14 Januari lalu. Namun radar Jepang tidak dapat melacaknya karena rudal tersebut memasuki sudut buta pada fase terminal.
Sementara itu, Juru Bicara Departemen Luar Negeri Vedant Patel mengatakan pada hari Senin, bahwa tindakan Korea Utara sangat memprihatinkan, dan menambahkan bahwa AS akan terus berkoordinasi dengan Korea Selatan dan Jepang dalam hal menekan tindakan yang mengganggu stabilitas.