Dunia internasional termasuk Korea Selatan menyampaikan kritik dan keprihatinan yang serius mengenai transaksi rudal balistik antara Korea Utara dan Rusia di konferensi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang membahas masalah pelucutan senjata.
Dalam konferensi pelucutan senjata PBB yang digelar di Jenewa, Swiss pada hari Jumat (26/01) waktu setempat, perwakilan Korea Selatan, Yoon Seong-mee menyatakan bahwa ekspor rudal balistik Korea Utara melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.
Menurut Yoon, transfer senjata yang ilegal tersebut berpengaruh pada keamanan Semenanjung Korea dan juga dunia internasional sehingga pihaknya akan mengawasi pertukaran apa yang dilaksanakan antarmereka dengan saksama.
Yoon mengatakan bahwa Korea Utara terus mengeluarkan tembakan artileri ke arah kepulauan yang terletak di perbatasan antara dua Korea mulai tahun ini, dan juga meluncurkan rudal balistik yang melanggar resolusi Dewan Kamanan PBB termasuk ancaman nuklir yang tidak bermanfaat dalam melanjutkan dialog.
Sementara itu, Gedung Putih Amerika Serikat menyatakan bahwa Rusia telah menerima puluhan unit rudal balistik dari Korea Utara dan beberapa telah digunakan dalam serangan ke Ukraina.
Duta Besar AS untuk Konferensi Pelucutan Senjata, Buce Turner mengkritik sikap Rusia yang menolak pembahasan non-proliferasi senjata dan sikap Cina yang menyangkal penambahan senjata nuklir. Dia menambahkan peluncuran rudal balistik dan ekspor senjata Korea Utara adalah hal yang memprihatinkan.
Selain itu, Perwakilan dari Ukraina dan Uni Eropa mengeluarkan pesan untuk mengkritik transfer senjata antara Korea Utara dan Rusia, serta perwakilan dari Jepang juga mendesak Korea Utara untuk menepati resolusi Dewan Keamanan PBB.