Dewan Keamanan PBB menggelar pertemuan tertutup dengan agenda terkait Korea Utara untuk pertama kali di markas besar PBB di New York, AS, pada hari Kamis (18/01) waktu setempat.
Korea Selatan yang mulai aktif sebagai negara anggota tidak tetap DK PBB mulai tahun ini berpartisipasi dalam pertemuan tertutup itu yang dapat dihadiri oleh negara anggota tetap, untuk membahas ancaman keamanan Korea Utara dan langkah lanjutan dunia internasional.
Pembahasan tersebut digelar dengan permintaan dari Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jepang.
Di dalam pertemuan tersebut, beberapa poin yang dibahas adalah terkait peluncuran rudal balistik supersonik jarak menengah dan panjang, dengan bahan bakar padat tipe baru pada tanggal 14 Januari lalu. Kemudian ancaman Korea Utara terhadap Korea Selatan dan keamanan internasional.
Korea Selatan menyatakan bahwa ada perubahan di dalam kebijakan nuklir Korea Utara dalam dua atau tiga tahun terakhir. Sehingga DK PBB perlu menangani segala jenis ancaman keamanan yang mengganggu perdamaian internasional, dan tidak hanya fokus pada peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) Korea Utara.
Duta Besar Korea Selatan untuk PBB Hwang Joon-kook mengatakan bahwa pembahasan digelar secara mendalam, dan juga perlu mengambil langkah yang berbeda dengan situasi sebelumnya.
Namun, diperkirakan DK PBB sulit mengeluarkan langkah yang memuaskan mengenai masalah Korea Utara karena konflik antarnegara anggota tetap DK PBB.