Pemerintah Jepang memutuskan untuk memperluas tujuan ekspor produk kerang (scallop) negaranya ke Korea Selatan dan Uni Eropa. Hal itu disebabkan karena Cina yang merupakan pembeli terbesar makanan laut Jepang, telah resmi melarang impor sejalan dengan keamanan dan kekhawatiran setelah Tokyo membuang air limbah nuklir ke laut.
Jumlah ekspor produk makanan laut Jepang pada bulan Oktober lalu diketahui mengalami penurunan lebih dari 83% jika dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun sebelumnya.
Dalam sebuah rapat kabinet untuk membahas peningkatan ekspor produk pertanian dan perikanan negaranya, pemerintah Tokyo menyampaikan upaya untuk merintis pasar ekspor baru khusus untuk kerang itu, seperti Korea Selatan dan Uni Eropa.
Tokyo menentukan target jumlah ekspor kerang di tahun 2025 mendatang senilai 600 miliar won, termasuk target jumlah ekspornya ke arah Korea Selatan ditetapkan sebesar 37,5 miliar won, yang menyumbang sekitar 6,3% di antara total jumlah ekspornya.
Korea Selatan melarang impor produk maritim dari 8 prefektur di Jepang sejak bulan September tahun 2013 lalu karena alasan keamanan menyusul terjadinya kecelakaan PLTN di Fukushima akibat gempa yang disertai tsunami.