Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyatakan bahwa reaktor air ringan (LWR) untuk eksperimen mulai dioperasikan di dalam fasilitas nuklir Yongbyon, Korea Utara. 

Direktur Jenderal IAEA Rafael Mariano Grossi mengatakan pada hari Kamis (21/12) waktu setempat, bahwa pihaknya telah mendeteksi adanya aktivitas pengeluaran air panas dari sistem pendingin LWR setelah pertengahan bulan Oktober lalu, dan hal itu membuktikan adanya aktivitas pengoperasian LWR. 

Menurutnya, pengeluaran air panas dari LWR untuk eksperimen berarti LWR berada pada status 'criticality', serta LWR yang lebih besar juga berarti telah dioperasikan. 

Korea Utara telah memproses kembali bahan bakar nuklir dari reaktor nuklir dengan 5 MW di Yongbyon, untuk memproduksi plutonium yang digunakan dalam pembuatan senjata nuklir. 

Dirjen Grossi mengatakan bahwa apabila IAEA tidak mampu mendekati fasilitas nuklir Yongbyon, maka pihaknya tidak mampu menegaskan kondisi pengoperasian itu. Sehingga tidak ada informasi untuk mengevaluasi keamanan LWR tersebut. 

IAEA tidak bisa memantau fasilitas nuklir Korea Utara setelah diusir dari Korea Utara pada bulan April tahun 2009 lalu. Dimana saat ini, pihaknya hanya dapat mengintai program nuklir Korea Utara melalui foto satelit. 

Menurut Grossi, penggunaan program nuklir Korea Utara jelas melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB. Untuk itu dia mendesak Korea Utara agar mematuhi resolusi DK PBB dan melakukan kerja sama dengan IAEA dalam mematuhi Perjanjian Non-proliferasi Nuklir (NPT).