Korea Selatan dan 21 negara lainnya telah mendeklarasikan untuk melipatgandakan kapasitas pembangkit listrik global pada tahun 2050, dalam konferensi iklim PBB.
Menurut Departemen Energi Amerika Serikat (AS), 22 negara meluncurkan deklarasi tersebut dalam KTT Aksi Iklim Dunia pada Konferensi Anggota Konvensi Kerangka Kerja PBB ke-28 tentang Perubahan Iklim, atau COP28.
Negara-negara tersebut dilaporkan mengakui peranan penting energi nuklir dalam mencapai target nol emisi gas rumah kaca secara global pada tahun 2050, dan menjaga agar batas kenaikan suhu sebesar 1,5°C dapat tetap terjaga.
Para negara anggota berjanji untuk memperluas investasi dalam energi nuklir dan mendukung pengembangan reaktor modular kecil serta reaktor canggih lainnya.
Mereka juga berjanji untuk mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir yang dimiliki dengan cara yang aman dan berkelanjutan, untuk mematuhi prinsip-prinsip non-proliferasi, dan untuk mengambil tindakan yang diperlukan dalam mengelola bahan bakar nuklir bekas secara bertanggung jawab.
Negara-negara lain yang juga turut menandatangani perjanjian itu pada hari Sabtu (02/12) mencakup, Amerika Serikat, Bulgaria, Kanada, Republik Ceko, Finlandia, dan Prancis.