Hari Rabu (10/05) mendatang adalah hari peringatan genap satu tahun pembukaan Istana Kepresidenan Cheongwadae ke publik. 

Walaupun ada banyak kontroversi dalam pembukaan Cheongwadae, namun antusias masyarakat nampak cukup tinggi. Hal itu terlihat dari data kunjungan yang mencapai 3,4 juta orang yang mengunjungi Cheongwadae selama satu tahun ini. Sementara itu menjelang Hari Ayah dan Ibu di Korea Selatan, Cheongwadae pun nampak ramai dikunjungi oleh wisatawan. 

Cheongwadae telah menjadi tempat pariwisata, namun juga ada banyak hal yang harus dibenahi.

Cheongwadae berubah dari simbol kekuasan tertinggi menjadi tempat pariwisata. Namun terdapat banyak kritik dimana obyek wisata itu dinilai kurang memadai karena seluruh ruang di dalam Cheongwadae tidak dibuka ke publik secara menyeluruh, dan tampaknya seperti 'Model house' yang dipamerkan. 

Pemerintah berencana akan memvariasikan program pariwisata Cheongwadae termasuk pameran terkait kehidupan sehari-hari mantan para presiden, hingga sejarah perubahaan Cheongwadae yang pernah digunakan sebagai kediaman gubernur jenderal Jepang di era Joseon. 

Namun, rencana untuk menjadikan ruang tamu Yeongbingwan sebagai galeri terunggul sulit dilaksanakan. Karena Yeongbingwan terus digunakan oleh Kantor Kepresidenan ketika ada acara khusus pemerintah sejak bulan Desember lalu. 

Badan Penasihat Pemanfaatan Choengwadae di bawah presiden memutuskan untuk memelihara karya seni lukis bukan untuk memamerkannya. 

Pemerintah juga tidak mempertimbangkan penetapan Cheongwadae sebagai tempat bersejarah atau cagar budaya nasional. 

Sementara itu, benda-benda bersejarah peninggalan di era Goryeo dan Joseon ditemukan di tempat-tempat di Choengwadae. Pemerintah menyatakan bahwa pihaknya akan memerhatikan manajenen Cheongwadae secara lebih saksama.