Buku tertua yang dicetak menggunakan teknologi huruf lepas logam pada masa kerajaan Goryeo, Jikji Simche Yojeol, akan dipajang untuk pertama kalinya dalam setengah abad di Prancis.
Menurut akademisi Korea Selatan pada Selasa (11/04), Perpustakaan Nasional Prancis di Paris akan memamerkan "Jikji" yang akan menjadi bagian dari pameran sejarah percetakan yang berlangsung dari Rabu (12/04) hingga 16 Juli, bersama dua cetakan tertua lainnya di dunia, Alkitab Gutenberg dan "Bois de Protat".
Jikji yang memuat ajaran pendeta Buddha yang agung, dicetak di Kuil Heungdeok di Cheongju, provinsi Chungcheong Utara, Korea Selatan selama Kerajaan Goryeo pada tahun 1377. Cetakan itu dibuat 78 tahun sebelum Alkitab Gutenberg, buku substansial paling awal yang dicetak menggunakan jenis logam di Eropa pada tahun 1455.
Jikji awalnya terdiri dari dua jilid tetapi hanya jilid kedua yang ada saat ini setelah buku tersebut awalnya dimiliki oleh diplomat Prancis pertama untuk Korea, Collin de Plancy, pada abad ke-19. Setelah itu cetakan Jikji dilelang di Paris pada tahun 1911 dan kemudian disumbangkan ke Perpustakaan Nasional Prancis pada tahun 1950.
Terakhir kali Jikji dipamerkan untuk publik berlangsung pada tahun 1973 di perpustakaan yang sama, dan pameran kali ini akan paling menyoroti Jikji.