Badan Meteorolgi Korea (KMA) mengoperasikan sistem pengawasan bencana kekeringan dengan menggabungkan teknologi satelit Chollian 2A dan kecerdasan buatan.
KMA mengatakan pada hari Senin (22/08) bahwa pihaknya akan menyajikan "data kelembaban tanah" secara real time dari satelit Chollian 2A dengan menggunakan kecerdasan buatan.
Penyajian data mengenai kelembaban tanah dengan teknologi kecerdasan buatan ini dikembangkan bersama oleh Badan Meteorologi Korea dan Universitas Nasional Bukyong.
Jika dibandingkan dengan data pengamatan di lapangan, data terbaru yang dihitung menggunakan kecerdasan buatan tersebut memiliki kesalahan absolut sekitar 4,3% dan nilai koefisien korelasi sekitar 0,72.
Menurut KMA, angka tersebut lebih akurat dibandingkan data dari Satelit Chollian 1,
Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) Amerika Serikat, dan Pusat Prakiraan Cuaca Jarak Menengah Eropa.
Data kelembaban tanah dapat digunakan untuk memantau dan meramalkan kekeringan, tingkat risiko kebakaran hutan akibat kekeringan, dan pemantauan dini terhadap tanah longsor akibat kelembaban tanah yang berlebihan.