Kementerian Kelautan dan Perikanan Korea Selatan mengatakan pada hari Senin (02/05) bahwa kapal pemecah es milik Korea Selatan, Araon, akan kembali ke pelabuhan Busan pada hari Selasa (03/05) besok setelah menyelesaikan perjalanan melintasi benua Antarktika di Kutub Selatan selama 195 hari.
Dalam eksplorasi tersebut, kapal Araon berhasil mengamati lautan di bawah lapisan es Gletser Thwaites yang merupakan bagian dari lapisan es Antarktika Barat yang dikenal sebagai yang paling rentan terhadap pemanasan global di Kutub Selatan.
Samudra Antarktika Barat adalah area di mana lapisan es runtuh dengan semakin cepat akibat air hangat yang mengalir dari luar Antarktika, sehingga terdapat es di lautan yang membuat kesulitan akses dan kegiatan observasi hampir sama sekali tidak dilakukan.
Kapal Araon mengatasi kesulitan tersebut dan meneliti di titik pengamatan utama dengan hilikopter atau memasang peralatan pengamatan pada anjing laut.
Selain itu, Kapal Araon meneliti ekologi makhluk laut utama di ekosistem laut Antarktika, seperti penguin dan anjing laut di Cagar Alam Laut Ross, dan mengumpulkan air laut dari Antarktika Barat untuk menganalisis kapasitas penyimpanan karbon di lautan Kutub Selatan.
Kapal Araon juga telah menyelesaikan eksplorasi di lokasi letusan gunung berapi bawah laut di lepas pantai Tonga pada Januari lalu. Ini adalah pertama kalinya Korea Selatan secara langsung mengunjungi lokasi letusan gunung berapi Tonga dengan kapal penelitian besar dan tim peneliti.
Setelah diperbarui dan diperiksa di Pelabuhan Gwangyang, Kapal Araon dijadwalkan akan berlayar ke Kutub Utara pada bulan Juli.