Seluruh kuil di Korea Selatan mengadakan upacara peringatan 2.565 tahun kelahiran Buddha pada hari Rabu (19/05), termasuk Kuil Jogyesa di pusat kota Seoul. 

Upacara peringatan di Kuil Jogyesa digelar pada pukul 10.00 hari Rabu (19/04) dengan dihadiri oleh hanya sejumlah sedikit orang, sesuai dengan aturan pencegahan penularan COVID-19, seperti pada perayaan tahun lalu. 

Dalam sambutannya di upacara peringatan itu, biksu Wonhaeng mengharapkan agar seluruh rakyat Korea Selatan mendapatkan cahaya terang dari kebijaksanaan dan belas kasih Buddha, dan dipenuhi kedamaian dan kebahagiaan.

Dia juga menyesalkan konflik dan konfrontasi yang sedang berkobar di dunia saat ini ketika hari kelahiran Buddha dirayakan, termasuk kudeta di Myanmar. Untuk itu, pihaknya juga mendesak otoritas Myanmar untuk menghentikan semua aktivitas permusuhan mulai tanggal 19 hingga 26 Mei selama perayaan kelahiran Buddha. 

Dia mengungkapkan komitmennya dengan mengatakan meskipun hubungan antar-Korea semakin beku, namun pihak agama Buddha di Korea Selatan akan berupaya untuk dapat segera membuka jalan menuju dialog dan kerja sama antar-Korea demi kedamaian dan kebahagiaan warga Korea sendiri. 

Seusai upcara peringatan itu, pihak ordo Jogye Buddhisme juga mementaskan sebuah pertunjukan untuk sekali lagi menghibur para wanita korban perbudakan syahwat oleh militer Jepang di masa perang dan mengingat rasa sakit mereka dalam perayaan hari Kelahiran Buddha kali ini.