Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul (SNUH) mulai bulan Januari akan menggunakan teknologi kecerdasan buatan mereka untuk menginterpretasikan hasil pemeriksaan medis.
Teknologi untuk membantu menginterpretasikan hasil pemeriksaan medis para pasien bernama 'Lunit Insight' dan merupakan hasil pengembangan Profesor Park Chang-min dari SNUH bersama perusahaan peranti lunak Lunit.
Lunit Insight telah selesai mengikuti uji efisiensi, baik dari SNUH maupun badan luar seperti SMG-SNU Boramae Medical Center, Pusat Kanker Nasional Korea dan Pusat Medis AS.
Badan Pengawas Obat dan Makanan pada bulan Agustus tahun lalu juga telah memberi izin agar kecerdasan buatan tersebut dapat digunakan sebagai peralatan medis.
Lunit Insight akan menginformasikan diagnosa kanker paru-paru atau kanker metastatik paru-paru setelah melihat hasil pemeriksaan melalui sinar-X.
Dengan menggunakan teknologi tersebut, alat itu dapat mencari nodul paru soliter yang kemungkinan terlewatkan saat pemeriksaan karena tersembunyi dari organ tubuh lain atau terlalu kecil.
Profesor Park mengatakan penggunaan Lunit Insight akan menjadi kasus pertama dimana teknologi kecerdasan buatan digunakan untuk perawatan pasien dan menjadi sinyal baru dalam revolusi dunia medis.