Pemanasan global telah merusak ekosistem laut Korea Selatan, dimana cumi-cumi dan ikan teri menggantikan ikan pollack sebagai tangkapan utama di Laut Timur.
Institut Ilmu Perikanan Nasional-NIFS pada hari Jumat (8/1/2016) mengatakan suhu rata-rata permukaan air di sekitar Korea naik 1,2 derajat celsius dalam 50 tahun terakhir, dari 16,1 derajat pada tahun 1968 menjadi 17,3 derajat pada tahun 2015 lalu.
Sebagai hasilnya, jumlah penangkapan ikan pollack yang hidup di air dingin berkurang di Laut Timur. Pada tahun 1980 total tangkapan dapat mencapai 200-300 ribu ton, namun kini terus berkurang. Menurut NIFS sekitar 90% ikan pollack yang dipasarkan di dalam negeri di impor dari Rusia.
Institut Ilmu Perikanan Nasional juga mengatakan tren ini akan berlanjut apabila level emisi karbon di sekitar laut Korea tidak berubah. NIFS juga mengingatkan kenaikan suhu air laut akan merusak batu karang sehingga menghancurkan biota laut.