Paus Fransiskus mengadakan Misa Penutupan Akbar Hari Pemuda Asia ke-6 di depan sekitar 6 ribu remaja dari 23 negara Asia.
Dalam Misa tersebut, Paus meminta para remaja bersemangat dan menjalani kehidupan dengan membawa misi dan penuh kesenangan di masa-masa sulit ini.
Misa tersebut berlangsung dalam berbagai jenis bahasa asing, termasuk bahasa Korea dan bahasa Indonesia.
Sebelumnya, Paus mengatakan dialog sejati adalah tidak mungkin jika seseorang tidak dapat membuka pikiran dan hatinya dengan empati dan ketulusan kepada orang lain, saat berpidato di depan sekitar 70 uskup Asia di tempat suci Haemi di Seosan, Provinsi Chungcheong Selatan pada hari Minggu (17/8/2014).
Dia mengatakan dialog merupakan bagian penting dari misi gereja-gereja Asia di benua ini, yang merupakan rumah bagi berbagai macam kebudayaan. Paus juga menyerukan gereja untuk fleksibel dan kreatif dalam menyampaikan kesaksian tentang Injil lewat dialog dan keterbukaan terhadap semua orang.
Paus Fransiskus mengatakan pengertian yang jelas tentang identitas diri seseorang dan kemampuan untuk berempati adalah titik tolak dari semua dialog. Dia menggarisbawahi bahwa kesadaran atas "siapa kita, apa yang Tuhan telah lakukan bagi kita dan apa yang ia minta dari kita" adalah titik awal dari semua dialog dengan orang-orang yang berbeda atau budaya yang berbeda. Dia mengatakan bahwa tanpa kesadaran, dialog sejati adalah mustahil.
Paus juga berharap bahwa negara-negara Asia yang belum memiliki hubungan penuh dengan Vatikan tidak akan ragu berdialog lebih jauh untuk kepentingan bersama.