Sukses Melatih Timnas Indonesia, Netizen Berharap Shin Tae-yong Jadi Capres
2024-04-26 16:22:14
Pada zaman dahulu kala, di bawah kaki gunung yang penuh dengan pepohonan tinggi, terletak sebuah desa yang sangat cantik.
Tetapi, ada sesuatu yang menarik di desa ini. Desa Atas dan Desa Bawah sama-sama memiliki warga yang bernama Tuan Kim. Dan yang lebih unik lagi, keduanya memiliki benjolan besar di leher sebelah kiri.
Tetapi, keduanya juga memiliki perbedaan. Tuan Kim dari desa bawah memiliki sifat yang serakah sehingga warga desa tidak menyukainya. Sedangkan Tuan Kim dari desa atas sangat ramah dan disukai warga.
Suatu hari, Tuan Kim dari desa atas pergi ke gunung untuk menebang pohon. Tetapi semakin Tuan Kim berjalan, semakin dalam ia masuk ke kedalaman hutanl
“Tidak... Lebih baik aku menunggu hingga hari kembali terang.”
Kebetulan, di sekitar tempatnya berada terlihat sebuah gubuk yang lusuh. Di lahan depan gubuk itu juga terdapat sebuah bangku panjang.
Tuan Kim duduk di bangku itu, menjernihkan tenggorokannya dan mulai bernyanyi karena ia ketakutan berada di dalam hutan sendirian.
Tetapi, begitu ia selesai bernyanyi dan membuka matanya, ia kaget bukan kepalang. Ternyata di sekitar bangku itu telah berkumpul sekelompok dokkaebi dengan tanduk mereka yang runcing. Mereka meminta Tuan Kim dari desa atas untuk kembali bernyanyi.
“Bagaimana Tuan Kim bisa bernyanyi dengan merdu seperti itu? Apa mungkin rahasianya adalah bejolan di leher Tuan?”
“Betul. Benjolan ini adalah rahasianya.”
Dokkaebi itu menempelkan pentungannya pada benjolan di leher Tuan Kim. Benjolan itu pun langsung terjatuh tanpa sedikit pun rasa sakit.
Saat hari mulai terang, Tuan Kim pun beranjak pulang membawa emas pemberian dokkaebi di pikulnya.
Setelah mendengar cerita dari Tuan Kim Desa Atas, Tuan Kim Desa Bawah pun pergi mencari gubuk tempat Tuan Kim dari desa atas bertemu dengan para dokkaebi.
Begitu malam tiba, ia langsung bernyanyi sambil memperhatikan sekitarnya. Ternyata, para dokkaebi benar-benar muncul!
Tuan Kim dari desa bawah yang gembira terlebih dulu menyapa para dokkaebi.
“Kalian pasti penasaran, kan, apa rahasia dari lagu saya? Jawabannya adalah benjolan ini. Kalau kalian menginginkan benjolan ini, kalian harus memberikan uang padaku.”
Namun, begitu mendengar perkataan itu, para dokkaebi langsung mengamuk dan memegang leher Tuan Kim dengan kasar. Itu karena benjolan yang Tuan Kim Desa Atas berikan tidak membuat mereka pandai bernyanyi. Para dokkaebi yang merasa ditipu mengeluarkan benjolan milik Tuan Kim Desa Atas dari dalam karung.
“Kamu bilang suara merdu akan keluar dari benjolan ini? Kalau begitu, ini, ambil dua-duanya.”
Padahal Tuan Kim Desa Bawah bermaksud untuk menghilangkan benjolan di lehernya, tetapi ia kini malah memiliki dua benjolan. Tuan Kim Desa Bawah pun pulang ke rumah sambil menangis.
Karena malu, ia tidak berani keluar rumah di siang hari.
Karena itulah dalam bahasa Korea terdapat peribahasa, “Ingin melepas benjolan, tetapi malah mendapatkan benjolan baru,” yang berarti serupa dengan pepatah, “Yang dikejar tak dapat, yang dikandung berceceran.”
Itulah yang dialami oleh Tuan Kim dari desa bawah.
2024-04-26 16:22:14
2024-03-19 14:40:05
2024-03-14 15:36:42