Kementerian Luar Negeri Korea Selatan menyatakan bahwa rapat pertama untuk menandatangani Perjanjian Khusus Pembagian Biaya Pertahanan (SMA) ke-12 antara Korea Selatan dan Amerika Serikat, berlangsung di Honolulu, Hawaii, AS mulai tanggal 23 hingga 25 April mendatang.
Dalam rapat tersebut, dua negara akan menegaskan pernyataan masing-masing mengenai jumlah biaya yang ditanggung, periode validitas, cakupan perjanjian, dan lain sebagainya.
SMA adalah perjanjian untuk menetapkan biaya pertahanan yang ditanggung oleh Korea Selatan untuk menempatkan pasukan AS di Korea Selatan. Namun pemerintah Korea Selatan menekankan biaya yang rasional, dan AS menekankan investasi terhadap aliansi.
Saat negosiasi tahun 2021 lalu, dua pihak menyepakati kenaikan biaya pertahanan senilai 13,9%, yaitu 1 triliun 183,3 miliar won. Namun kali ini Korea Selatan berupaya untuk menurunkan selisih kenaikan, sedangkan AS ingin menambah selisih kenaikan tersebut.
SMA kali ini akan diterapkan mulai tahun 2026 mendatang, dan negosiasi SMA ke-12 lebih awal dilakukan sebelum pemilihan Presiden AS karena biaya pertahanan yang ditanggung Korea Selatan bisa menjadi isu hangat apabila mantan Presiden Donald Trump terpilih sebagai Presiden AS.
Dua pihak menyepakati untuk menandatangani SMA dalam waktu dekat sebelum bulan November tahun ini, namun ada pihak yang memperkirakan waktu negosiasi masih kurang cukup.