Para pemimpin ekonomi dan keuangan Korea Selatan menilai bahwa volatilitas dapat meningkat karena perbedaan kebijakan moneter di negara-negara utama. Selanjutnya mereka menyatakan bahwa akan merespons hal itu secara komprehensif.
Wakil Perdana Menteri, Choi Sang-mok pada hari Kamis (21/03) mengadakan pertemuan darurat makroekonomi dan keuangan di Korea Federation of Banks, dan memeriksa dampak pembekuan suku bunga oleh bank sentral AS, The Fed, terhadap pasar keuangan dan valuta asing di dalam dan luar negeri.
Para peserta pertemuan itu menilai bahwa keputusan dewan rapat kebijakan bank sentral (FOMC) ini akan berkontribusi dalam menjaga stabilitas pasar keuangan internasional.
Namun demikian, karena perbedaan kebijakan moneter negara-negara utama seperti Bank of Japan dan The Fed AS baru-baru ini semakin terlihat, kemungkinan peningkatan volatilitas tidak dapat dikesampingkan. Sehingga organisasi-organisasi terkait sepakat untuk bekerja sama dan merespons dengan erat.
Mereka memandang pasar keuangan dan valuta asing dalam negeri cenderung membaik akibat masuknya dana saham asing, nilai tukar dipertahankan sejalan dengan negara-negara utama, serta obligasi korporasi dan suku bunga jangka pendek yang stabil.
Para peserta pertemuan tersebut juga menilai, faktor risiko potensial seperti lembaga keuangan sekunder dan PF real estat dapat dikontrol.