Bank Sentral Korea (BOK) menyatakan pandangannya bahwa sebaiknya mempertahankan pengetatan moneter dalam jangka waktu yang cukup, karena masih terlalu dini untuk memastikan harga barang akan stabil pada level target 2%.
Dalam 'Laporan Kebijakan Moneter dan Kredit' yang diserahkan kepada Majelis Nasional pada hari Kamis (14/03), BOK menilai perekonomian Korea Selatan mengalami penurunan inflasi karena tingkat inflasi harga konsumen dalam negeri telah melewati puncaknya dan cenderung menurun, dan harga inti terus melambat. Namun masih banyak ketidakpastian kondisi internal dan eksternal.
Laporan itu menunjukkan bahwa persepsi masyarakat umum terhadap tingkat harga barang masih berada pada kisaran yang tinggi di 3%, dan proporsi responden yang mengatakan bahwa tingkat inflasi harga konsumen pada tahun depan akan mendekati tingkat target 2% masih lebih rendah dibandingkan sebelumnya.
Menurut BOK, mengingat sifat harga bahan baku internasional yang sangat fluktuatif dan risiko geopolitik di Timur Tengah, kemungkinan tingkat inflasi harga konsumen akan bergerak terpisah dari harga inti, karena adanya guncangan pasokan tambahan.
BOK menyatakan bahwa pihaknya perlu memperhatikan berbagai indikator secara komprehensif sambil mempertahankan pengetatan moneter dalam waktu yang cukup, karena perubahan tren pengetatan moneter yang terburu-buru dapat melemahkan kepercayaan terhadap kebijakan dan memberikan sinyal peningkatan utang hingga risiko di pasar keuangan.