Pemerintah Korea Selatan menyatakan pada hari Jumat (09/06) bahwa penurunan rasio pertumbuhan Korea Selatan oleh Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), disebabkan karena lambatnya pemulihan industri manufaktur Cina dan stagnasi permintaan semikonduktor. 

Wakil Pertama Menteri Strategi dan Keuangan Bang Ki-seon menyatakan hal tersebut setelah bertemu dengan OECD Chief Economist Clare Lombardelli pada hari Kamis (08/06) waktu setempat, ketika berpartisipasi dalam Konferensi Dewan Menteri OECD yang digelar di Paris, Perancis. 

Menurut laporan perkiraan ekonomi oleh OECD, rasio pertumbuhan ekonomi Korea Selatan pada tahun ini dan tahun depan masing-masing diturunkan ke 1,5% dari yang sebelumnya 1,6%, serta 2,1% dari yang sebelumnya 2,3%. 

Wakil Menteri Bang menjelaskan bahwa apabila kegiatan ekonomi Cina dibuka kembali dan permintaan semikonduktor dipulihkan, maka pertumbuhan ekonomi Korea Selatan juga akan turut diperbaiki. 

OECD merekomendasikan peningkatan perekrutan tenaga kerja wanita, pengaturan selisih gaji, dan lain sebagainya, sambil mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dan produktivitas dapat diperbaiki melalui peningkatan toleransi sosial dan pemecahan perbedaan gender.

Wakil Menteri Bang menyatakan dukungannya atas upaya OECD, dan program pertukaran di Korea Selatan seperti latihan kerja di bidang teknologi baru untuk para wanita yang karirnya terputus, hingga pencarian kerja sesuai dengan keterampilan masing-masing.

Dia menilai bahwa ekonomi dunia masih terasa tidak stabil, dan juga mengusulkan adanya langkah lanjutan terhadap perubahaan iklim, hingga transfer ke ekonomi rendah karbon untuk mengatasi krisis energi.