Menteri Luar Negeri Park Jin meminta Cina dan Rusia untuk memainkan peran konstruktif dalam menangani ancaman nuklir dan rudal Korea Utara sebagai anggota tetap Dewan Keamanan (DK) PBB.

Menteri tersebut menyampaikan hal itu pada hari Kamis (08/06) dalam sebuah wawancara dengan Yonhap News, setelah Korea Selatan terpilih sebagai anggota tidak tetap DK PBB untuk pertama kalinya dalam sebelas tahun terakhir pada hari Selasa (06/06).

Menteri Park mengatakan bahwa meskipun DK PBB adalah badan pengambil keputusan tertinggi di PBB, kemampuannya untuk berfungsi dalam menanggapi provokasi ilegal Korea Utara hampir lumpuh, yang tidak diinginkan untuk perdamaian dan stabilitas masyarakat internasional.

Park mengatakan bahwa Korea Selatan, yang sekarang menjadi anggota tidak tetap dewan, akan mendesak Cina dan Rusia, dua dari lima anggota tetap, untuk memainkan peran konstruktif terkait masalah Korea Utara.

Menteri tersebut mengatakan bahwa Seoul akan melanjutkan upaya untuk berkomunikasi dan berkonsultasi secara dekat dengan Beijing dan Moskow mengenai isu-isu Semenanjung Korea serta perdamaian dan stabilitas di Asia Timur Laut, dengan harapan bahwa pemilihan umum Korea Selatan akan memberikan lebih banyak kesempatan untuk berkomunikasi.

Diplomat tertinggi itu juga berjanji untuk berkonsultasi secara dekat dengan anggota DK PBB, sehingga dewan tersebut dapat membahas masalah pelanggaran hak asasi manusia Korea Utara dalam sebuah pertemuan formal, yang belum pernah diadakan selama lima tahun terakhir.