Badan Urusan Warga Negara Korea Selatan di Luar Negeri di bawah naungan Kementerian Luar Negeri memulai tugasnya secara resmi pada Senin (05/06).

Kantor pusat Badan Urusan Warga Korea Selatan di Luar Negeri berlokasi di Kota Songdo, Incheon dan Pusat Layanan berlokasi di wisma Twin Tree Tower di Jongno, Seoul.

Badan baru itu akan menjalankan sejumlah proyek pertukaran dan dukungan bagi 7,5 juta orang warga negara Korea Selatan di sekitar 200 negara.

Pada peluncuran resminya, Presiden Yoon Suk Yeol mengatakan badan baru itu merupakan badan khusus untuk warga Korea Selatan di luar negeri sesuai dengan status tinggi dan martabat negara Korea Selatan, dimana pemerintah akan lebih memperhatikan warganya di luar negeri.

Presiden Yoon menegaskan, pemerintah utamanya lebih menaruh perhatian kepada warga Korea di Jepang dan Asia Tengah serta Sakhalin yang mempertahankan identitas bangsa Korea dan pekerja tambang, serta perawat asal Korea ke Jerman, yang menjadi landasan modernisasi ekonomi Korea Selatan.

Dilanjutkannya, pemerintah akan merangkul warga Korea Selatan di luar negeri, yang berada di titik buta kebijakan. Karena tidak adanya badan khusus untuk mereka dan akan mencakup warga Korea yang menjadi korban bom atom di Hiroshima, Jepang sebagai bentuk perhatian bagi mereka.

Kota Incheon merupakan tempat kapal perantau pertama Korea berangkat pada tahun 1902, dan kini setelah 121 tahun kemudian, memulai proyek 'Kota 10 juta penduduk' dengan pembukaan Badan Urusan Warga Negara Korea Selatan di Luar Negeri.

Pemerintah kota Incheon memutuskan untuk mendirikan 'Welcome Center' yang merupakan layanan lengkap bagi warga Korea di luar negeri dan membentuk kompleks rumah khusus untuk mereka.

Bersama dengan itu, direncanakan program layanan medis dan pariwisata khusus warga Korea di luar negeri dan pendirian pusat bisnis untuk pengusaha Korea di luar negeri.