Burkina Faso, salah satu negara di Afrika Barat, memulihkan hubungan diplomatik dengan Korea Utara setelah 6 tahun terputus sejak 2017.
Pemerintah militer Burkina Faso mengatakan pada Kamis (30/03) bahwa Kapten Ibrahim Traoré, Pressiden Sementara Burkina Faso, memutuskan hal tersebut dalam sidang kabinet pada sehari sebelumnya.
Sesuai keputusan tersebut, Duta Besar Korea Utara untuk Senegal Chae Hee-chul akan sekaligus bertugas sebagai Duta Besar Korea Utara untuk Burkina Faso.
Menteri Luar Negeri Burkina Faso Olivia Rouamba mengatakan bahwa pemulihan hubungan diplomatik dengan Korea Utara bermanfaat untuk kerja sama bilateral di berbagai bidang, termasuk keamanan.
Ditambahkan pula, kedua negara akan bekerja sama erat di industri persenjataan militer, pertambangan, medis, pertanian, dan lainnya.
Burkina Faso memutus hubungan diplomatik dengan Korea Utara pada tahun 2017 di bawah pemerintahan Presiden Roch Kaboré sesuai sanksi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa terkait pengembangan program nukklir Korea Utara.
Burkina Faso terus mengalami ketidakstabilan politik dan keamanan akibat kudeta dan aktivitas kelompok ekstrem Islam setelah merdeka dari Prancis pada tahun 1960.
Pemerintahan militer Traoré merebut kekuasaan pada bulan September tahun lalu melalui dua kali upaya kudeta untuk mencegah kekerasan, namun situasi hingga saat ini belum mengalami kemajuan.
Khususnya, pengaruh Rusia terhadap Burkina Faso semakin membesar setelah peluncuran pemerintahaan militer, dan militer Prancis yang menjalankan operasi anti-teror di wilayah Sahel pun ditarik, sehingga hubungan Burkina Faso dengan negara Barat semakin memburuk.