Pemerintah telah menyusun strategi untuk mempercepat inovasi kecerdasan buatan di sektor industri, akademisi, dan penelitian melalui distribusi unit pemrosesan grafis (GPU) canggih.
Melalui strategi tersebut, pemerintah bertujuan mengamankan kepemimpinan global dalam teknologi strategis masa depan seperti semikonduktor, AI dan bioteknologi.
Langkah ini merupakan upaya antisipatif untuk menghadapi era keamanan teknologi, ditengah ketatnya persaingan kekuasaan teknologi antara Amerika Serikat dan China.
Kementerian Sains dan TIK pada Kamis (18/12) menyatakan telah menggelar pertemuan kedua yang melibatkan para menteri urusan sains dan teknologi.
Dalam pertemuan yang dipimpin Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Sains dan TIK Bae Kyung-hoon, terdapat 10 agenda yang dibahas, salah satunya rencana untuk secara bertahap mendistribusikan sekitar 10.000 GPU canggih mulai Februari tahun depan.
Topik lain yang dibahas adalah rencana pengembangan sumber daya manusia untuk kecerdasan buatan dan insiden kebocoran data di Coupang.
Bae menyatakan bahwa sejak pelantikan Presiden Lee Jae Myung, pemerintah telah berupaya memulihkan ekosistem penelitian dan meletakkan dasar bagi transformasi besar berbasis kecerdasan buatan.
Ia menekankan bahwa kerja sama akan menjadi kunci untuk mewujudkan upaya tersebut menjadi capaian nyata di bidang sains dan teknologi pada tahun depan.