Badan Data Nasional Korea Selatan mengumumkan hasil data statistik terkait perubahan pola pernikahan dan kelahiran mulai tahun 2015-2023.
Survei tersebut dilaksanakan kepada laki-laki berusia 32 tahun dan perempuan berusia 31 tahun.
Menurut hasil survei, tingkat pernikahan dan tingkat kelahiran dari kelompok usia tersebut menurun lebih dari 60 persen dalam 8 tahun. Wilayah metropolitan Seoul menyumbang angka pernikahan dan kehadiran terkecil.
Porsi laki-laki dan perempuan di kelompok usia tersebut yang belum menikah di wilayah Seoul paling tinggi dibandingkan seluruh daerah di Korea Selatan pada tahun 2023.
Sebanyak 58 persen laki-laki dan 47 persen perempuan di Seoul belum menikah.
Hal tersebut disebabkan karena biaya perumahan yang tinggi. Dari kelompok usia yang sama, tingkat pernikahan dan kelahiran dari yang memiliki rumah lebih tinggi daripada kelompok yang tidak memiliki rumah.
Jenis pekerjaan juga berpengaruh pada pernikahan dan kelahiran. Pemuda yang memiliki pekerjaan tetap menyumbang angka kelahiran sebesar 8 persen pada laki-laki dan 5 persen pada perempuan.
Selain itu, penggunaan cuti pengasuhan anak juga berpengaruh pada perubahan tingkat kelahiran anak.
46 persen laki-laki dan 39 persen perempuan yang pernah menggunakan cuti pengasuhan anak dalam 3 tahun setelah melahirkan anak pertama dikonfirmasi rela akan kembali melahirkan anak.