Menteri Perdagangan, Perindustrian dan Energi Korea Selatan Kim Jeong-gwan bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto di Gyeongju pada Kamis (30/10). Dalam pertemuan itu, Kim menyampaikan berbagai kendala yang dihadapi perusahaan Korea Selatan di Indonesia dan meminta dukungan aktif untuk menyelesaikannya.
Menteri Kim juga menyoroti kesulitan yang dihadapi perusahaan elektronik Korea akibat revisi sistem sertifikasi Standar Nasional Indonesia atau SNI. Ia menekankan perlunya penundaan tambahan penerapan kebijakan tersebut serta perluasan lembaga sertifikasi yang berwenang.
Adapun Kim meminta dukungan agar perusahaan energi Korea dapat terus menerima pasokan gas alam cair (LNG) sesuai rencana awal melalui kontrak jangka panjang secara stabil.
Kementerian Perdagangan Korea Selatan menyampaikan pada Kamis (30/10) bahwa pihaknya menggelar serangkaian pertemuan bilateral dengan pejabat tinggi dari negara-negara utama di kawasan Asia-Pasifik, bertepatan dengan pertemuan menteri luar negeri dan perdagangan serta KTT APEC.
Negara-negara tersebut antara lain Indonesia, Thailand, Kanada, Selandia Baru, dan Hong Kong, serta organisasi internasional termasuk WTO.
Di sisi lain, Kepala Negosiator Perdagangan Korea Selatan, Yeo Han-koo, bertemu dengan Menteri Perdagangan Thailand Suphajee Suthumpun untuk meninjau perkembangan negosiasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Korea–Thailand, atau CEPA.
Yeo meminta peran aktif Menteri Suphajee Suthumpun dalam memperluas akses pasar bagi produk ekspor utama Korea guna mempercepat penyelesaian CEPA. Ia juga mengusulkan untuk memperkuat kerja sama di berbagai bidang, termasuk rantai pasok.
Yeo juga bertemu dengan Menteri Perdagangan Internasional Kanada, Maninder Sidhu, dan menyampaikan bahwa proyek pengadaan kapal selam Kanada dapat menjadi peluang untuk memperluas kerja sama antara kedua negara. Kerja sama itu tidak hanya di bidang pertahanan, tetapi juga di sektor industri, energi dan mineral penting, serta teknologi canggih.
Sementara itu, dalam pertemuan dengan Direktur Jenderal WTO, Ngozi Okonjo-Iweala, Yeo menekankan pentingnya kolaborasi antar negara kekuatan menengah serta perjanjian multilateral seperti Investment Facilitation for Development Agreement agar WTO dapat mengatasi krisis dan tetap relevan di tengah perubahan cepat dalam lingkungan perdagangan global.