Pertemuan tingkat tinggi Amerika Serikat dan China, yang menjadi sorotan dunia, digelar di Busan, Korea Selatan pada Kamis (30/10). Pertemuan itu merupakan pertama kalinya kepala negara kedua negara bertemu sejak KTT G20 di Jepang bulan Juni 2019, enam tahun lalu.
Kedua pemimpin mengakhiri pertemuan selama 1 jam 40 menit tanpa mengadakan konferensi pers bersama.
Dalam pernyataan pembuka, Presiden Trump memuji Presiden Xi sebagai pemimpin China yang dihormati. Trump menambahkan, bahwa bertemu dengan seseorang yang ia anggap sebagai sahabat lamanya merupakan sebuah kehormatan besar.
Presiden Xi, dalam pernyataan pembukanya, menyampaikan bahwa China siap bekerja sama dengan AS, dan persahabatan harus terjalin antara kedua negara. Presiden Xi kemudian menekankan bahwa perkembangan China sejalan dengan visi "MAGA (Make America Great Again)".
Ia juga mengakui upaya mediasi Presiden Trump dalam gencatan senjata perang Gaza dan Israel. Menurut Xi, Trump memiliki ketulusan dalam mewujudkan perdamaian dunia dan menunjukkan perhatian besar terhadap berbagai titik konflik panas di dunia.
AS dan China telah melakukan koordinasi melalui perundingan tingkat tinggi pekan lalu untuk mengatur kompromi yang dapat disepakati. Pertemuan tersebut dipandang sebagai titik balik penting dalam konflik dagang kedua negara.
Hasilnya, menurut Presiden AS Donald Trump, China setuju untuk menangguhkan pengendalian ekspor tanah jarang, dan bekerja sama dalam mencegah masuknya narkotika sintetis fentanyl ke AS. Sebagai imbalannya, AS sepakat menurunkan tarif yang dikenakan terhadap China sebesar 10%, dari 20% poin sebelumnya.
Selain itu, Trump mengumumkan bahwa ia berencana mengunjungi China pada April 2026, dan disusul dengan kunjungan Presiden Xi ke Palm Beach, Florida atau Washington D.C.
Namun, Presiden Trump tidak menjelaskan apakah kedua pihak sepakat untuk memperpanjang kembali masa 'penangguhan tarif super tinggi antara AS dan China' yang akan berakhir pada pertengahan bulan depan.
Mengenai pertemuannya dengan Presiden Xi, Trump berkomentar bahwa ia menganggapnya sebagai pertemuan luar biasa dan kedua pihak telah mencapai kesepakatan hampir dalam semua isu, sehingga tidak banyak hal yang perlu dibahas dan disepakati kembali.
Meski demikian, dalam isu mendalam lainnya, seperti isu Taiwan dan pembatasan teknologi AS, kesepakatan antara kedua negara diprediksi akan masih sulit tercapai.
Presiden Trump menambahkan bahwa Presiden Xi sepakat untuk bekerja sama terkait perang Ukraina. Isu Taiwan tidak dibahas dalam pertemuan puncak negara AS dan China di Busan tersebut.