Presiden Lee Jae Myung meminta kerja sama lintas kementerian agar Korea Selatan menjadi salah satu dari empat negara yang memiliki industri pertahanan yang kuat, sekaligus menyambut "Hari Industri Pertahanan" pertama.
Dalam sidang kabinet hari Selasa (08/07), Presiden Lee mengatakan bahwa industri pertahanan merupakan daya gerak pertumbuhan baru dan fondasi kuat untuk daya pertahanan Korea Selatan.
Presiden meminta kerja sama lintas kementerian untuk meningkatkan tenaga kerja, melakukan penelitian dan investasi, memvariasikan pasar luar negeri, menggelar rapat strategis untuk mengaktifkan ekspor industri pertahanan dan lainnya.
Lee menekankan bahwa Korea Selatan bertumbuh sebagai negara industri pertahanan terkuat di urutan ke-10 di dunia dalam 75 tahun setelah perang Korea. Selain itu, industri pertahanan Korea Selatan juga berkembang melalui kontrak ekspor tank tempur utama K-2 senilai 9 triliun won dengan Polandia.
Sementara, Badan Program Akuisisi Pertahanan Administrasi menggelar upacara peringatan Hari Industri Pertahanan pertama pada hari Selasa.
Direktur Jenderal Administrasi Program Akuisisi Pertahanan Korea Selatan Seok Jong-gun mengatakan bahwa pemerintah akan berupaya keras agar industri pertahanan Korea Selatan bisa tumbuh sebagai industri strategis di dunia.