Menjelang penerapan tarif timbal balik (resiprokal) pada tanggal 2 April, Amerika Serikat (AS) menetapkan Korea Selatan sebagai salah satu negara utama yang menyebabkan defisit perdagangan bagi Amerika. Dimana salah satu komoditas utama dalam sorotan tersebut adalah industri otomotif.
AS menganggap negaranya mengalami kerugian, sebagaimana mobil buatan Korea Selatan mencatatkan surplus perdagangan sebesar 40,4 miliar dolar terhadap Amerika pada tahun lalu.
Dengan demikian, jika tarif resiprokal diberlakukan, maka satu-satunya opsi bagi perusahaan Korea Selatan adalah meningkatkan produksi mobil di AS.
Dimana Hyundai Motor diketahui bersiap untuk meresmikan pabrik barunya di Amerika Serikat pada akhir bulan ini, sementara KIA berencana untuk meningkatkan kapasitas produksi mobil di AS hingga level maksimum. Dalam skenario tersebut, sebuah penelitian menunjukkan bahwa ekspor mobil buatan Korea Selatan ke AS akan dapat mengalami penurunan hingga 20%.