Nilai tukar mata uang won yang melampaui angka 1.400 won per dolar AS disebut berpotensi untuk memengaruhi inflasi di semester kedua tahun ini.
Menurut Analisis Efek Pengalihan Inflasi Jangka Pendek dan Panjang akibat Perubahan Nilai Tukar, yang dirilis oleh Bank Sentral Korea (BOK) pada hari Kamis (27/02), terdapat 45 item yang sensitif dalam jangka pendek selama 3 bulan, termasuk makanan impor, energi, dan komputer.
Terdapat juga 73 item lain yang dapat terdampak dalam jangka panjang, dengan kurun waktu lebih dari 9 bulan, seperti sektor jasa restoran, tarif penerbangan domestik, dan biaya mandi sauna.
Menurut BOK, jika nilai tukar naik 10 poin persentase, maka efeknya akan terbagi menjadi 60% dalam jangka pendek dan 40% dalam jangka panjang.
Namun, jika kenaikan nilai tukar berlangsung lama hingga lebih dari 3 bulan, maka dampak jangka panjang akan lebih besar.
Akibatnya, perusahaan yang menunda kenaikan harga diperkirakan akan mulai menaikkan harga produknya.
BOK menilai, meskipun nilai tukar turun di semester kedua tahun ini, kemungkinan besar tekanan inflasi masih akan tetap berlanjut.