Kementerian Transportasi dan Pertanahan Korea Selatan menyatakan pada hari Kamis (16/01) bahwa jumlah penumpang kereta api cepat dan kereta api biasa di tahun lalu mencapai 171,49 juta penumpang. Angka tersebut melampaui jumlah tertinggi 163,50 juta penumpang pada waktu sebelum pandemi COVID-19.
Jumlah penumpang kereta api sempat mengalami penurunan tajam ke angka 102 juta pada tahun 2020 setelah pandemi COVID-19 merebak. Namun angka itu terus pulih secara bertahap, dengan mencatatkan 113 juta penumpang pada tahun 2021, 146 juta penumpang pada tahun 2022, dan 163 juta penumpang pada tahun 2023.
Secara khusus, jumlah penumpang kereta api cepat tahun lalu mencapai 165,08 juta, meningkat 5,4% dibandingkan tahun sebelumnya dan melanjutkan tren kenaikan berturut-turut sejak 2021.
Kementerian menganalisis bahwa, peningkatan jumlah penumpang kereta api cepat itu disebabkan oleh pembukaan jalur kereta yang terus berlanjut, termasuk hadirnya kereta cepat baru KTX-Cheongryong dengan kecepatan 320 km per jam yang dikembangkan dengan teknologi baru dalam negeri tahun lalu.
Sementara itu, jumlah penumpang kereta api biasa tahun lalu mencapai 55 juta, dengan meningkat 3,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun angka itu masih lebih rendah dibandingkan 68 juta penumpang pada tahun 2019 sebelum pandemi.
Kementerian menjelaskan bahwa hal itu menunjukkan kecenderungan peralihan dari penggunaan kereta api biasa ke kereta api cepat di Korea Selatan.
Wakil Menteri Transportasi dan Pertanahan, Baek Won-guk memaparkan bahwa pada tahun lalu, sistem kereta api Korea Selatan mencapai pertumbuhan kuantitatif terbesar dalam sepuluh tahun terakhir dengan pembukaan jalur kereta api terbanyak, dan juga mengalami pertumbuhan kualitas, termasuk perluasan jalur KTX-Cheongryong dan jalur semi-cepat.
Ia juga menekankan bahwa pihaknya akan membangun ekosistem kereta api yang sempurna dengan prioritas faktor keamanan, sehingga masyarakat dapat bepergian dan bekerja dengan aman dan nyaman dalam segala kondisi.