Korea Selatan diketahui menempati posisi teratas di pasar impor bahan baku produksi baterai di Amerika Serikat.
Melihat data dari UN Comtrade yang dianalisis oleh Asosiasi Perdagangan Internasional Korea, menunjukkan bahwa AS telah mengimpor komponen utama untuk produksi baterai sekunder senilai 9,6 miliar dolar, termasuk anoda, katoda, dan pemisah (separator) pada tahun 2023 lalu.
Nilai impor tersebut melonjak 91,1% dibandingkan dengan tahun 2020 yang mencatatkan angka 5,2 miliar dolar.
Berdasarkan data statistik PBB tersebut, di antara importir komponen produksi baterai ke AS, persentase Cina diketahui telah anjlok di pasar Amerika, sedangkan proporsi Korea Selatan melonjak tajam.
Pada tahun 2023, volume ekspor Korea Selatan ke arah AS untuk tiga bahan baku produksi baterai tersebut mencapai total 3,2 miliar dolar, dan diantaranya, jumlah ekspor anoda dan katoda menguasai hampir 90 %.
Pencapaian serupa disebabkan oleh meningkatnya jumlah komponen utama, seperti anoda, katoda, dan pemisah yang dibawa dari Korea Selatan setelah tiga pembuat baterai utama Korea Selatan, yakni LG Energy Solution, SK On, dan Samsung SDI telah membangun pabrik produksi baterai yang besar di AS.
Namun meski demikian, terdapat laporan yang menyebut pemerintahan presiden terpilih Trump mendatang yang diyakini akan mengurangi dana subsidi mobil listrik dan mengenakan tarif terhadap komponen produksi baterai, diperkirakan akan memberikan beban dalam ekspor bahan produksi baterai Korea Selatan di masa depan.