Sebuah hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa 1 dari 4 eksportir Korea Selatan telah mengalami dampak kerugian baik secara langsung dan tidak langsung, akibat krisis politik berkepanjangan yang dipicu oleh deklarasi darurat militer awal bulan ini.
The Korea Federation of SMEs (KBIZ) pada hari Rabu (18/12) merilis hasil survei mengenai situasi darurat Korea Selatan terkini yang dilakukan terhadap 513 perusahaan kecil dan menengah pada tanggal 10 hingga 13 Desember lalu.
Melihat hasil survei tersebut, sebanyak 26,3% responden perusahaan mengatakan terdapat kerugian secara langsung dan tidak langsung terhadap mereka, yang merupakan imbas dari ketidakpastian situasi politik Korea Selatan belakangan ini.
Para responden tersebut memilih 'penundaan, pengurangan, dan pembatalan kontrak' sebagai kasus kerugian umum, yang diikuti oleh peningkatan jumlah panggilan dari pebisnis asing, adanya masalah karena valuta asing yang tinggi dan kerusakan citra perusahaan.
Selain itu, sebanyak 63,5% perusahaan lainnya mengatakan bahwa mereka masih belum terdampak kerugian, namun berpotensi akan mengalami hal tersebut di kemudian hari.
Ketika ditanya mengenai tanggapan mereka terkait hal serupa, sebanyak 51,7% eksportir berupaya menjelaskan secara aktif tidak ada masalah mengenai kondisi dalam negeri.
Sebagai kebijakan yang perlu untuk diprioritaskan oleh pemerintah saat ini untuk mengatasi situasi tersebut, para eksportir memilih langkah-langkah untuk memulihkan kredibilitas global Korea Selatan.