Seiring dengan berkurangnya jumlah Anjungan Tunai Mandiri (ATM), maka muncul kekhawatiran terhadap akses layanan keuangan yang semakin berkurang bagi kelompok rentan, termasuk lansia.
Melihat data yang diserahkan oleh Komisi Jawa Keuangan Korea Selatan kepada anggota parlemen Yoo Yong-ha di komite urusan negara parlemen pada hari Senin (16/09), pada akhir bulan Juli tahun ini, terdapat sekitar 27 ribu unit ATM yang masih tersisa di 15 bank dalam negeri.
Jumlah itu menyusut 2,5% dibandingkan akhir tahun lalu. Terlebih lagi, jika dibandingkan dengan tahun 2019, jumlah ATM anjlok sebesar 25%, sebagaimana tren penurunan unit ATM terus berlanjut.
Diketahui bahwa penyebab turunnya jumlah ATM yang utamanya adalah biaya pemeliharaan seperti pengelolaan ATM, serta biaya pemanasan dan pendinginan.