Asosiasi Perdagangan Korea Selatan (KITA) menganalisis bahwa perusahaan-perusahaan domestik dapat terkena dampak tak terduga dari arus proteksionisme perdagangan AS terhadap Cina.
Dalam sebuah laporan pada hari Selasa (10/09), Institute for International Trade membuat daftar kebijakan dan janji kampanye yang diajukan oleh calon presiden dari Partai Demokrat dan Partai Republik menjelang pemilihan presiden AS pada bulan November.
Bersamaan dengan peningkatan kontrol ekspor, pemerintahan Biden telah memperkenalkan kebijakan-kebijakan proteksionisme terkait industri-industri strategis Amerika, seperti baja, aluminium, mobil, baterai, dan energi surya.
Calon dari Partai Republik dan mantan Presiden Donald Trump telah menjanjikan langkah-langkah yang kuat, termasuk tarif universal sebesar 10% dan bea masuk sebesar 60% terhadap Cina.
Memperhatikan bagaimana AS telah menyebut Korea Selatan sebagai tujuan ekspor pengelakan Cina, laporan tersebut mengatakan jika Seoul diputuskan seperti itu, maka perusahaan-perusahaan lokal dapat ditampar dengan tarif anti-dumping dan bea masuk yang tinggi dalam ekspor mereka ke AS.
AS diketahui membatasi impor baru sebanyak 107 kali mulai semester kedua tahun lalu hingga semester pertama tahun ini, dan jumlah tersebut hampir mendekati titik tertinggi tahun 2020 lalu.
KITA menekankan bahwa Korea Selatan harus mencermati perkembangan situasi di dunia politik AS dan menyediakan langkah lanjutan sesuai hasil pemilihan presiden AS mendatang.