Maskapai penerbangan Korea Selatan mulai mengoperasikan pesawat berbahan bakar campuran dengan Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan (SAF) sebagai maskapai ke-20 di dunia.
SAF adalah bahan bakar ramah lingkungan yang tidak dibuat dari bahan bakar fosil, sehingga dapat mengurangi emisi karbon bahan bakar penerbangan konvensional hingga mencapai 80%, serta memiliki kesamaan kandungan kimia dengan bahan bakar penerbangan konvensional.
Hal itu dimulai dengan pesawat Korean Air yang meninggalkan Incheon menuju Haneda, Jepang pada hari Jumat (30/08), maskapai penerbangan nasional seperti T'way Air dan Asiana Airlines berencana akan menggunakan bahan bakar yang dicampur dengan 1% SAF dalam tahun ini.
Kementerian Transportasi dan Pertanahan serta Kementerian Perindustrian, Perdagangan, dan Sumber Daya, pada hari Jumat (30/08) mengumumkan 'Strategi Ekspansi Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan' di Terminal 2 Bandara Internasional Incheon.
Dalam kesempatan itu, pemerintah menandatangani 'MOU untuk Penerbangan dengan SAF' dengan sejumlah maskapai nasional, perusahaan penyulingan minyak dalam negeri, Incheon International Airport Corporation, dan Korea Airports Corporation untuk bekerja sama dalam meningkatkan penggunaan SAF ke depan.
SAF sedang digunakan secara komersial di 19 negara di seluruh dunia sebagai respons terhadap krisis iklim. Dimana negara-negara Uni Eropa mewajibkan agar SAF dicampur dengan bahan bakar penerbangan yang ada mulai tahun depan.
Apabila 1% SAF digunakan, maka diharapkan pengurangan emisi karbon sekitar 160.000 ton bisa tercapai, berdasarkan 20 juta ton emisi karbon dari penerbangan internasional Korea Selatan pada tahun ini.