Gagalnya penyelesaian kerugian akibat penundaan pembayaran barang pesanan lewat Wemakeprice dan TMON, afiliasi platform e-commerce Qoo10 yang berbasis di Singapura, semakin menyebar.
Di platform perdagangan sosial Korea Selatan Wemakeprice dan TMON, tidak diproses secara normal tidak hanya penyelesaian pembayaran barang pesanan kepada penjual, tetapi juga pengembalian dana kepada konsumen.
Terlebih penjualan baik paket wisata maupun sebagian besar barang konsumsi juga telah dihentikan, sebagaimana penjualan barang-barang dari department store dan layanan TV home shopping juga terhenti lewat platform Wemakeprice dan TMON.
Menurut kalangan industri terkait, terdapat spekulasi yang mengatakan bahwa skala kerugian akibat kasus kali ini berpotensi melampaui setidaknya 100 miliar won, berdasarkan perkiraan pembayaran Wemakeprice dan TMON hingga saat ini.
Menyusul kegagalan pembayaran penjualan luar negeri dari Qoo10 bulan lalu, penundaan penyelesaian tampaknya menyebar seperti efek domino ke platform Wemakeprice dan TMON sejak awal bulan Juli.
Krisis pembayaran juga menjadi nyata, sebagaimana pembayaran kartu tidak dilakukan di dua platform perdagangan tersebut.
Para konsumen yang telah membeli tiket pesawat, akomodasi, sewa mobil, berbagai tiket, dan produk paket perjalanan dari Wemakeprice dan TMON ditawarkan oleh agen-agen untuk membatalkannya atau meminta pengembalian dana.
Seorang pejabat dari Grup Qoo10 mengatakan bahwa sulit untuk menentukan berapa jumlah pelunasan yang belum dibayar dan berapa kerugian yang akan berdampak pada penjual.
Ditambahkan bahwa pihaknya tengah berupaya untuk menormalisasikan prosedur penyelesaian dan pengembalian dana pelanggan.