Menteri Keuangan Korea Selatan Choo Kyung-ho mengabaikan kekhawatiran bahwa ekonomi Korsel akan menghadapi lebih banyak ketidakpastian karena kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS yang semakin memperlebar selisih dengan suku bunga Korea Selatan.
Choo mengungkapkan sikap tersebut dalam pertemuan darurat yang diadakan pada hari Kamis (27/07), sehari setelah The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar seperempat poin persentase ke level tertinggi dalam 22 tahun terakhir, memperlebar selisih dengan suku bunga acuan Korea Selatan hingga dua poin persentase.
Choo mengatakan bahwa pasar keuangan negara secara keseluruhan, menunjukkan tanda-tanda stabilitas, serta investasi asing yang terus mengalami arus masuk bersih dan nilai tukar mata uang asing juga menunjukkan tanda-tanda yang stabil.
Choo menambahkan bahwa dengan ketidakpastian ekonomi dan keuangan yang masih ada baik di dalam maupun di luar negeri, pemerintah akan bekerja sama dengan Bank Sentral Korea (BOK) untuk memperketat pemantauan faktor-faktor risiko utama.
Ia mengatakan bahwa pemerintah akan segera mengambil langkah-langkah untuk menstabilkan pasar sejalan dengan upaya respon kasus per kasus jika dianggap perlu.
BOK telah memperkirakan berlanjutnya ketidakpastian seputar kebijakan moneter AS menyusul keputusan The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan.
Proyeksi tersebut muncul pada hari Kamis dalam sebuah pertemuan yang dipimpin oleh Deputi Gubernur Senior BOK Lee Seung-heon untuk melihat dampak dari keputusan The Fed terhadap pasar keuangan internasional dan lokal.
Mengacu pada Ketua The Fed Jerome Powell yang membiarkan pintu terbuka untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut demi stabilitas harga, Lee mengatakan The Fed telah menyarankan bahwa penghematan akan tetap berlaku untuk waktu yang cukup lama.
Deputi kepala BOK mengatakan ketidakpastian tentang kebijakan moneter kemungkinan akan terus berlanjut, mengingat bahwa keputusan suku bunga The Fed telah dikonfirmasi akan bergantung pada data.
Bank sentral berencana untuk memantau dengan seksama kemungkinan perluasan volatilitas di pasar domestik dan luar negeri sejalan dengan inflasi di negara-negara besar, situasi ekonomi, dan perubahan kebijakan.