Pemerintah Korea Selatan memperkirakan pasokan dan permintaan listrik akan stabil pada musim panas tahun ini karena kapasitas pasokan listrik dari pembangkit listrik tenaga nuklir meningkat.
 
Kementerian Perindustrian, Perdagangan, dan Sumber Daya Korea Selatan mengumumkan 'Prospek dan Penanggulangan Pasokan dan Permintaan Listrik Musim Panas' pada hari Kamis (15/06).

Kementerian memperkirakan permintaan listrik maksimal pada musim panas ini sebesar 92,7 GW, sama atau sedikit lebih tinggi dari tahun lalu sebesar 93 GW, dan puncak permintaan listrik diperkirakan akan terjadi pada minggu kedua bulan Agustus.

Sementara pasokan listrik untuk periode itu diperkirakan mencapai 106,4 GW, tertinggi karena pengoperasian PLTN Shin Hanul 1 dan peningkatan kapasitas pasokan pembangkit listrik tenaga nuklir sebanyak 2,8 GW dibandingkan tahun lalu.

Berdasarkan hal itu, diperkirakan cadangan pasokan listrik yang mengacu pada sisanya setelah dikurangi permintaan listrik pada hari itu mencapai 13,7 GW, lebih tinggi dari tahun lalu. Secara umum, cadangan 10 GW atau lebih dinilai stabil.

Kementerian memaparkan bahwa pihaknya telah mengamankan 7,6 GW cadangan listrik supaya tidak ada gangguan terhadap pasokan dan permintaan listrik jika terjadi peningkatan permintaan listrik atau beberapa kerusakan generator.

Selain itu, Kementerian telah menyiapkan persiapan di saat memerlukan pengontrolan karena permintaan listrik rendah dan tingkat pemanfaatan tenaga surya tinggi di musim panas.

Menteri Perindustrian, Perdagangan, dan Sumber Daya, Lee Chang-yang mengatakan pihaknya berupaya untuk mengatur pasokan dan permintaan, agar masyarakat tidak mengalami gangguan dalam menggunakan listrik.