Jumlah pasien dengan gejala mirip flu melonjak lebih dari 20 persen dalam seminggu, di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang kemungkinan penularan bersamaan influenza musiman dan COVID-19.
Menurut data dari Direktorat Jenderal Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea pada hari Jumat (04/11), 9,3 dari setiap seribu orang pengunjung rumah sakit dilaporkan memiliki gejala seperti influenza pada antara tanggal 23 dan 29 Oktober, minggu ke-44 di tahun ini.
Angka tersebut merupakan yang tertinggi di tahun ini, melonjak 22,4 persen dari minggu sebelumnya, naik untuk minggu kedua berturut-turut setelah turun ke 6,2 orang di minggu ke-42. Angka ini hampir dua kali lipat dari rata-rata 4,9 orang di musim ini.
Angka mingguan ini terutama meningkat di kalangan remaja berusia 13 hingga 18 tahun, melonjak 30,2 persen dari 14,3 persen menjadi 19,9 orang selama periode tersebut.
Pada bulan September, otoritas kesehatan mengeluarkan peringatan influenza untuk pertama kalinya sejak 2019.
Sementara itu, jumlah kasus harian COVID-19 tetap di angka 40 ribu untuk hari kedua berturut-turut.
Dilaporkan pada hari Jumat (04/11) sejumlah 43.449 kasus penularan pada sepanjang hari sebelumnya, termasuk 49 kasus dari luar negeri.
Angka harian meningkat sekitar 7.500 kasus dari seminggu yang lalu dan 18.000 kasus dari dua minggu lalu. Ini adalah yang tertinggi dalam tujuh minggu untuk penghitungan hari Jumat.
Perdana Menteri Han Duck-soo mengatakan pada hari Jumat (04/11) dalam pertemuan pemerintah bahwa Korea Selatan mungkin mencatatkan kasus penularan harian yang meningkat hingga 200 ribu kasus di tengah kemungkinan penyebaran kembali COVID-19.
Jumlah pasien yang sakit parah atau kritis bertambah 14 orang dari hari sebelumnya menjadi 304 orang.
Pada Kamis (03/11) dilaporkan 35 kasus kematian, meningkatkan jumlah kasus kematian menjadi 29.315 jiwa, dengan tingkat fatalitas kasus sebesar 0,11 persen.