Gedung Putih Amerika Serikat (AS) menyatakan pihaknya tetap memiliki kekhawatiran mengenai kemungkinan uji coba nuklir Korea Utara, namun sulit untuk memprediksi secara tepat hal yang dapat memicu Pyongyang untuk meluncurkan provokasi nuklir.
Koordinator Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih untuk Komunikasi Strategis John Kirby membuat pernyataan tersebut pada Selasa (01/11) waktu setempat, menegaskan posisi Gedung Putih yang konsisten bahwa Korea Utara dapat melakukan uji coba nuklir ketujuh kapan saja.
Dijelaskannya bahwa oleh sebab itu, AS terus dengan cermat mengamati pergerakan Korea Utara.
Terkait hal ini, Kementerian Luar Negeri AS kembali memperingatkan bahwa akan terdapat biaya mahal dan konsekuensi besar jika Korea Utara melanjutkan uji coba nuklirnya.
Menanggapi tuduhan Korea Utara yang menyebut latihan udara gabungan Vigilant Storm yang sedang berlangsung antara Korea Selatan dan AS sebagai provokasi militer terhadap rezimnya, pihak kementerian mengatakan bahwa latihan tersebut berfokus pada pertahanan sekutu yang telah direncanakan sejak lama.
Juru Bicara Kementerian Pertahanan AS Pat Ryder juga mengutarakan hal yang sama, bahwa latihan itu merupakan latihan yang telah lama direncanakan dan berfokus pada peningkatan interoperabilitas pasukan kedua negara untuk bekerja sama demi mempertahankan Republik Korea dan sekutu regional AS.