Amerika Serikat (AS) mengumumkan strategi keamanan nasional pertama di bawah pemerintahan Biden.
Gedung Putih mengatakan bahwa Rusia dan China telah menjadi tantangan terhadap perdamaian dan keamanan, serta menimbulkan ancaman bagi dunia.
Di bawah strategi itu, AS menekankan pihaknya memperkuat pencegahan yang diperpanjang melawan ancaman Korea Utara.
Strategi keamanan nasional yang diluncurkan pada Rabu (12/10) waktu setempat itu terdiri dari 48 halaman dan memuat dua ancaman strategis yang sedang dihadapi.
Pertama, konfrontasi dengan kekuatan besar seperti China untuk membentuk masa depan, dan kedua, ancaman global seperti perubahan iklim, penyakit menular, dan inflasi.
Terkait konfrontasi dengan kekuatan besar, disebutkan bahwa China adalah satu-satunya negara yang memiliki niat dan potensi untuk menyerang AS.
Gedung Putih juga menyebut Rusia sedang menciptakan ancaman di wilayah Eropa, tetapi tidak memiliki potensi seperti ancaman China. Dilanjutkan pula bahwa AS akan membatasi ancaman dari Rusia.
Strategi keamanan nasional baru itu juga memuat bahwa Korea Utara terus melanjutkan program senjata nuklir dan rudal ilegal, sehingga AS memperkuat pencegahan yang diperpanjang dan memperkukuh persekutuan di wilayah Indo-Pasifik, termasuk bersama Korea Selatan.
Dalam rencana keamanan nasional tersebut, Pemerintahan Biden kembali menegaskan mengenai undang-undang terkait semikonduktor dan undang-undang pengurangan inflasi, kemudian juga menegaskan investasi di industri-industri utama di dalam negeri AS.
Pemerintahan Biden, yang telah mengumumkan pedoman sementara strategi keamanan nasional pada Maret tahun lalu, sebelumnya berencana merampungkan rancangan akhir pada Januari tahun ini, tetapi mengalami penundaan sebagaimana strategi tersebut direvisi akibat adanya serangan Rusia ke Ukraina.