Serangan bom bunuh diri terjadi secara berturut-turut di sekitar bandar udara di Kabul, Afganistan, di mana negara-negara barat, temasuk Amerika Serikat (AS), melakukan evakuasi warganya. Bom itu menewaskan puluhan orang, termasuk 13 orang tentara AS.
Kementerian Pertahanan AS menginformasikan bahwa satu ledakan terjadi di Gerbang Abbey Bandara Kabul dan satu ledakan lainnya terjadi di Hotel Baron.
Hotel Baron diketahui merupakan tempat di mana warga dari negara-negara barat yang akan dievakuasi menetap untuk sementara.
CNN mengutip Juru Bicara Komando Pusat AS, William Urban, bahwa 13 orang tentara AS tewas dan 18 orang tentara terluka.
CBS menyampaikan serangan bom tersebut mengakibatkan 90 orang tewas dan 150 orang terluka.
Namun, laporan jumlah korban mungkin bertambah, melihat ribuan orang berkumpul di sekitar Bandara Kabul.
Kedutaan Besar AS di Afganistan memperingatkan warga AS agar tidak menuju ke bandara dan meninggalkan gate bandara.
Di tengah kondisi di sekitar Bandara Kabul yang rusuh tersebut, terdapat kemungkinan terjadi serangan tambahan.
Sementara itu, pemerintah AS menunjuk kelompok teroris ISIS-K sebagai pelaku ledakan di sekitar Bandara Kabul dan kelompok itu telah mengklaim melakukan bom bunuh diri tersebut usai adanya pengumuman dari AS.
Presiden AS Joe Biden menyatakan dalam pidato untuk publik bahwa pemerintah pasti akan menemukan para pelaku aksi teror tersebut dan membayar perbuatannya.
Kemudian, Biden memerintahkan untuk merancang rencana operasional untuk menyerang kepemimpinan dan fasilitas kelompok Negara Islam atau ISIS.
Biden menegaskan bahwa evakuasi akan dilanjutkan dan teroris tidak akan menghalangi misi AS.