Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) untuk pertama kalinya menyinggung kesepakatan mengenai masalah wanita perbudakan syahwat saat perang antara Korea Selatan dan Jepang yang telah mencapai kesepakatan pada tahun 2015 lalu, menjelang kunjungan Menteri Luar Negeri Antony Blinken di dua negara sekutu Asia tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price menyampaikan dalam pengarahannya bahwa dalam hal sejarah antara Korea Selatan dan Jepang, Amerika Serikat menyambut baik upaya demi membangun hubungan bilateral yang konstruktif dan produktif, termasuk kesepakatan antara kedua negara tersebut.
Ia lebih lanjut mengatakan bahwa menteri Blinken yang sebelumnya menjabat sebagai wakil menteri luar negeri saat tercapainya kesepakatan itu telah memainkan peran penting dalam mencapai kesepakatan yang mengarah pada kerja sama trilateral antara Korea Selatan, Jepang dan AS saat itu.
Pernyataan tersebut tampaknya menyoroti pesan rekonsiliasi dari pemerintah Korea Selatan kepada pemerintah Jepang baru-baru ini, dengan mengakui kesepakatan tersebut sebagai perjanjian resmi antara kedua pemerintah.
Blinken akan melakukan perjalanan ke Jepang pada hari Senin (15/3/21), sebelum terbang ke Korea Selatan pada hari Rabu (17/3/21) dan Kamis (18/3/21).